I Hate You but I Love You
Ini
cerita ku, cerita tentangku. Perkenalkan , namaku refi. Aku adalah seorang
murid baru, murid yang baru masuk ke SMA maksud aku. Dari sini lah ceritaku
dimulai. Aku baru mengenal mereka semua, orang-orang yang belum pernah aku
kenal sebelumnya. Mereka sangatlah asyik dan menyenangkan , tak kalah dengan
teman-teman ku dari SMP dulu.
Suatu
hari aku mengenal seorang cowok, cowok yang sangatlah menyebalkan. Aku
sangat-sangat membencinya karna dia selalu menggangguku. Dan parahnya dia
sekelas denganku. OMG… kenapa sih dia harus sekelas dengan ku. Haruskah aku
bertemu dengannya setiap hari. Itu adalah hal yang sangat menyebalkan dan
membosankan bagiku. Entah hal parah apalagi yang akan terjadi padaku setelah
ini.
Beberapa
hari telah berlalu, aku mulai terbiasa dengan sekolah baru ku. Akupun juga
telah terbiasa dengan teman-teman baru ku. Tapi baru saja mengenal mereka aku
sudah mendapat konflik, aku mulai tidak menyukai beberapa sifat temanku. Yang
tidak aku sukai dari temanku yaitu tidak setia kawan, mereka sering
meninggalkanku begitu saja. Mungkin mereka belum terbiasa denganku.
“cie-cie
yang ditinggal sama temannya, cie aduh kasihan” kata R si cowok menyebalkan
itu. Kenapa dia harus ada disini sih. Huh.
“
eh biarin dong. Yang penting gue punya temen dari pada loe gak punya temen. Huek”
balas ku dengan nada mengejek.
“gue???
Eh sorry hlo, gue punya banyak temen dong”
“ah,
masak sih? Sekarang mana coba temen loe?” hatiku mulai sangat jengkel
dengannya.
“nih
disini, yang lagi ngomong sama gue”
“ha???
Siapa? Gue??? Kalau gue gak mau???” aku pun langsung pergi tanpa mendengar
jawaban darinya.
Keesokan
harinya dia mulai berulah lagi. Pada saat jam istirahat, aku yang baru dari
kantin sedang melihat dia duduk dibangku ku. Kenapa selalu dia lagi sih, kapan
dia berubah baik padaku.
“minggir
dong, gue mau duduk disini” kataku dengan nada jutek.
“em…
tuh disitu ada kursi kosong” katanya sambil menujuk.
“apaan
sih, gue maunya disini”
“maaf,
kursinya sudah menempel denganku”
“iya-iya okey, dasar nyebelin. Huh!” gerutuku sambil duduk di kursi lain.
Kenapa
sih dia begitu dengan ku, memperlakukan aku beda dengan yang lain. Bisakah dia
baik dengan ku? Kapan? Aku menjadi penasaran dengan dia. Aku menjadi ingin
mencari tahu tentang dia. Di kelas dia terlihat tidak semngat. Dia selalu
terlihat galau. Andai saja aku bisa menghiburnya. Tapi sepertinya tidak bisa,
aku sama dia kan seperti anjing dan kucing, gak bisa akur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar